Friday, October 12, 2012

Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar


Dalam penelitiannya, Maslach & Leiter (Yen-Jang, 2004) menunjukkan bahwa kejenuhan belajar terjadi  karena beberapa faktor seperti kurangnya penghargaan, kurangnya pengawasan, beban tugas akademis  yang berlebihan, konflik nilai, kurangnya keadilan, kurangnya persamaan dapat membuat seseorang mengalami kejenuhan.

Para ahli menyebutkan beragam faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kejenuhan belajar. Secara garis besar, faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kejenuhan belajar menurut Jacob et al (2003), Maslach & Leiter (1997), Hui-Jen Yang (2004), Yueh-Tzu  Kao (2009) Agustin  (2009) yaitu:  (1) karakteristik pribadi (personal characteristic), (2) dukungan sosial (social support), dan (3) Beban akademis yang berlebihan (courseload). Secara  lebih rinci, ketiga faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.


Faktor kepribadian dapat mempengaruhi terjadinya kejenuhan belajar (Karabiyik et al, 2009; Jacobs et al,  2003; Agustin, 2009; Salami, 2002).Kepribadian adalah kualitas total sikap, kebiasaan, karakter dan perilaku manusia. Karakteristik kepribadian yang rentan mengalami kejenuhan adalah individu yang idealis,  perfeksionis  dan  ekstrovert  (Karabiyik et al, 2009). Pendapat lain dikemukakan oleh Schaufeli &   Ezman (Salami, 2009) yang menjelaskan karakteristik kepribadian yang rentan mengalami kejenuhan adalah kepribadian neurotis. Sementara penelitian Salami (2002) menghasilkan beberapa fakta bahwa karakteritik kepribadian yang rentan mengalami kejenuhan yakni neurotis, ekstrovert, terlalu berhati-hati, agresif, dan mudah menyerah. Kemampuan yang rendah dalam mengendalikanemosi juga merupakan salah satu karakteristik kepribadian yang menimbulkan kejenuhan (Agustin, 2009 : 38). Individu yang tidak bisa menerima keadaan, penuh obsesi, dan perfeksionis mengalami tingkat kejenuhan belajar yang tinggi (Caputo, 1991; Farber, 1991; Cherniss, 1980). Fakta lain menunjukkan bahwa individu yang memiliki konsep diri  rendah  rentan mengalami  kejenuhan belajar  (Maslach & Leiter,  1993). Karakteristik individu yang tidak memiliki rasa percaya diri dan pasrah menerima apapun sehingga dengan banyaknya beban akademis (academic  workload) membuat stress yang bertahan sehingga mengalami kejenuhan belajar. Hasil  penelitian yang dilakukan oleh Evers et al  (2002)  menunjukkan bahwa seseorang  yang  memiliki keyakinan diri tinggi memiliki tingkat kemungkinan mengalamai kejenuhan yang rendah daripada seseorang yang memiliki keyakinan diri rendah. Faktor karakteristik diri ini sangat luas sekali wilayahnya dalam menentukan kejenuhan belajar. Individu yang kurang terampil dalam mengelola stress akan rentan mengalami kejenuhan belajar. Karakteristi individu atau  pribadi yang  menyebabkan kejenuhan belajar dapat  digolongkan menjadi dua faktor, yaitu faktor demografik (seperti usia, jenis kelamin, budaya) dan  faktor  kepribadian.  Dari  hasil  penelitiannya,  Uludag & Yaratan (2010) menemukan  bahwa  siswa yang lebih  lama belajar lebih rentan  mengalami kejenuhan daripada siswa yang masih pemula.

Fakta yang menarik ditemukan oleh Jacobs et al (2003)bahwasanya siswa lebih  rentan terhadap stress  belajar dibandingkan dengan para siswi.  Farber (Agustin,  2009:34)  menemukan  bahwa  pria  lebih  rentan  terhadap stress dan mengalami kejenuhan jika dibandingkan dengan wanita. Pendapat yang sama juga dikemukakan dalam  penelitian  Doyle & Hind  (Karabiyik et al, 2009) yang menemukan bahwa wanita lebih rentan mengalami stress yang tinggi akan tetapi tingkat kejenuhan rendah.Wanita lebih lentur jika  dibandingkan dengan pria, karena dipersiapkan dengan lebih baik atau secara emosional  lebih  mampu menangani tekanan yang besar.


Selain berkaitan dengan karakteristik pribadi,  kejenuhan  belajar  dapat terjadi karena faktor lingkungan belajar, seperti tugas yang berat, jam belajar yang padat, tanggung jawab yang harus dipikul, pekerjaan rutin dan yang bukan rutin dan pekerjaan administrasi lainnya yang melampui kapasitas dan kemampuan dirinya (Agustin, 2009:32). Hubungan yang kurang baik dengan teman belajar, atau dengan guru menjadi pemicu munculnya kejenuhan pada peserta didik. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan nilai pribadi, perbedaan pendekatan dalam melihat permasalahan, dan mengutamakan kepentingan pribadi dalam kompetisi belajar (Jacobs et al, 2003).Individu yang memiliki dukungan sosial yang tinggi memiliki kemampuan untuk mengelola stress dengan baik (Salamani, 2002). Lingkungan belajar yang menyenangkan, saling  menghargai  dan beban belajar yang tidak berlebihan merupakan hal yang positif dalam meningkatkan kualitas   pembelajaran.

Sementara  Hui-Jen  Yang  (2004) menemukan bahwa harapan yang berlebih kepada  individu  tanpa  diberikan  suatu  penghargaan  sangat  rentan  membuat seseorang mengalami kejenuhan belajar. Kurangnya dukungan sosial, baik itu dari teman, guru, keluarga hingga masyarakat bisa menimbulkan kejenuhan  belajar. Farber  (Agustin,  2009:41) mengemukakan bahwa keacuhan teman, ketidakpekaan dosen dan lembaga, orang tua yang tidak peduli, kurangnya apresiasi masyarakat terhadap prestasi siswa, ruang kuliah yang terlalu padat, tugas akademik yang berlebihan, bangunan fisik sekolah yang tidak baik, hilangnya otonomi, dan keuangan yang tidak memadai merupakan beberapa faktor lingkungan sosial yang turut berperan menimbulkan kejenuhan belajar. Dengan demikian, dukungan yang minim dari lingkungan dapat menyebabkan terjadinya kejenuhan belajar. Baiknya kualitas hubungan dengan teman di sekolah bisa  mereduksi terjadinya kejenuhan belajar. Beberapa penelitian menemukan bahwa dukungan sosial dari  teman belajar memiliki pengaruh baik yang positif maupun yang negatif terhadap kejenuhan belajar (Salamani, 2002; Schaufeli & Ezman, 1998). Sisi positif yang dapat diambil yaitu mereka merupakan sumber emosional bagi individu saat menghadapi masalah dengan lingkungan. Sisi negatif dari dukungan teman belajar adalah terjadinya hubungan sosial yang buruk antar teman belajar yang menyebabkan siswa mengalami kejenuhan belajar.


Dalam mengikuti kegiatan belajar, individu memerlukan waktu dan tenaga untuk memahami orang lain dalam berinteraksi di kelas.Selain itu, pemberian tugas  rumah  yang  banyak  dan standar nilai  tinggi  menyebabkan  siswa stress dalam belajar. Maslach & Leiter (1997) mengemukakan bahwa beban akademis yang berlebihan mengandung makna menghabiskan waktu dan tenaga sehingga menyebabkan kejenuhan. Selain itu, harapan yang tinggi dari lingkungan sekolah terhadap siswa memberikan kontribusi besar untuk terjadinya kejenuhan belajar. Jacobs  et  al,  (2003) menambahkan bahwa beban akademis yang berlebihan memiliki  hubungan  yang  positif  dengan  kejenuhan  belajar  yang  dialami  oleh siswa. Faktor lain yang memberikan kontribusi terhadap kejenuhan belajar adalah persepsi  siswa  terhadap beban kerja akademis. Ketika  siswa  mempersepsikan beban tugas menjadi beban berlebih bagi mereka, maka itu akan menyebabkan lemahnya motivasi, menurunnya prestasi dan merasa gagal (Hui-Yen Jang, 2004).

Refrensi:

  1. http://wawasanbk.blogspot.com/2012/10/faktor-penyebab-kejenuhan-belajar.html
  2. Maslach,  C   &   Leiter,  P.M.  (1993).   The  Tructh  About  Burnout.   How  to Organizations  Cause  Personal  Stress  and  What  to  Do  About  it.  San Francisco : Jorsey-Bass Publishers.
  3. Jacobs, et al. (2003). Student Burnout as a Function Personality, Social Support, and Work Load. Jorunal of Collage Development. [Online]. Tersedia : www.findarticle.com/p/article/mi. [14 November 2009].
  4. Agustin,  M.  (2008).  Model  Konseling  Kognitif  Perilaku  untuk  Menangani Kejenuhan   Belajar   Mahasiswa.   Disertasi   Doktor   pada   PPs   UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.
  5. Karabiyik, L. et al. (2009). Determining The Factors That Affect Burnout Among Academicians. Journal of Ankara University. Vol. 63. No. 2. PP. 92-114
  6. Maslach,  C   &   Leiter,  P.M.  (1993).   The  Tructh  About  Burnout.   How  to Organizations  Cause  Personal  Stress  and  What  to  Do  About  it.  San Francisco : Jorsey-
  7. http://wawasanbk.blogspot.com/

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright Wawasan BK All Rights Reserved
ProSense theme created by Dosh Dosh