Friday, October 12, 2012

Teknik Konseling Untuk Mengatasi Stress Siswa


Menurut hasil penelitian Nurmalasari (2011:90) stres akademik yang dialami  oleh siswa sangat dipengaruhi  oleh  pikiran  siswa  tersebut.  Pikiran berpengaruh sangat kuat bagi perasaan dan tindakan siswa yang mengalami stres akademik. Konseling kognitif-perilaku bisa dijadikan salah satu alternatif bantuan untuk mereduksi stres akademik yang dialami oleh siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Beck (1995:1) yang  menyatakan bahwa konseling kognitif-perilaku merupakan konseling yang secara langsung dapat memecahkan masalah dengan memodifikasi disfungsi pikiran dan perilaku.Konseling kognitif-perilaku merupakansebuah pendekatan yang menekankan pada pentingnya peranaspek kognitif dalam permasalahan permasalahan individu.  Konseling kognitif-perilaku merupakan suatu treatment yang secara empirik berfokus pada pola  pikir maladaptif dan  keyakinan yang mendasari pemikiran tersebut (Warman danBeck, 2003).

Sedangkan  konseling kognitif-perilaku menurut  pandangan  Beck  yaitu berdasarkan  pada  alasan  teoritis  yang  mendasari bahwa emosi, motivasi, dan perilaku indvidu sangat ditentukan oleh cara  individu  tersebut  membangun dunianya. pemikiran subjektif, image, dan perasaan berakar pada sikap bertahan dan   asumsi bahwa individu  berkembang dari pengalaman sebelumnya.Pengalaman individu yang secara otomatis disaring melalui struktur kognitif yang telah dikategorikan dan dievaluasi (Metalsky & Laird dalam O’Donohue  & Fisher, 2009:35.

Bush (2003) menjelaskan bahwa pendektan kognitif-perilaku merupakan pendekatan psikoterapi yang terdiri dari dua ranah, yaitu kognitif dan perilaku. Mahoney dan Arnkoff (Dobson,  2010  : 12)  mengemukakan tigapendekatan utama dalam pendekatan kognitif-perilaku ini yaitu : (1) cognitive restructuring, (2) coping skills therapies, dan (3) problem solving therapies. Sedangkan Dobson dan Dozois (Dobson, 2010: 12) menyatakan bahwa pendekatan kognitif-perilaku memiliki  sejumlah  pendekatan  diantaranya  adalah  Rational  Emotive  Therapy, Cognitive   Therapy,   Self-Instructional   Training,   Stres   Inoculation Training, Problem Solving Therapy, Anxiety Management Training, systematic Rational Restructuring, dan Self-Control Therapy

Konseling kognitif-perilaku merupakan gabungan dari konseling kognitif dan konseling perilaku. Menurut  Matson dan Ollendick (Nurmalasari,2011:6) konseling kognitif-perilaku menitikberatkan pada pembangunan kembali pikiran negatif yang tersimpan di kognitif individu akibat kejadian yang merugikan. Fokus konseling adalah pada kepercayaan, persepsi, dan pikiran. Terdapat tiga proposisi mendasar pada konseling kognitif perilaku yang dilakukan oleh konselor yaitu (1) aktivitas kognitif mempengaruhi perilaku; (2) aktivitas kognitif dapat dipantau dan diubah; (3) perubahan perilaku yang diinginkan dapat dipengaruhi oleh perubahan kognitif  (Dobson, 2010: 4).

Saat ini konseling kognitif-perilaku sedang diterapkan sebagai treatment tunggal  ataupun  treatment  tambahan  untuk  kelainan-kelainan yang dialami individu. Misalnya  obsesive-compulsive  disorder  (Salkovskis  &  Kirk, 1989), posttraumatic stress  disorder  (Dancu  &  Foa,  1992;  Parrot  &  Howes,  1991), gangguan kepribadian (Beck et al.,1990; Layden, Newman, Freeman, & Morse, 1993; Young,1990), depresi (R. DeRubeis,1993), penyakit kronis (Miller, 1991; Turk, Meichenbaum, & Genest, 1983), hipokondriasis (Warwick & Salkovskis, 1989), dan schizophrenia (Chadwick&Lowe, 1990; Kingdon & Turkington, 1994; Perris, Ingelson, & Johnson, 1993). Sedangkan konseling kognitif-perilaku untuk kelompok  yang  mengalami  masalah  pisikiatrik  juga  sedang  dipelajari  seperti untuk  narapidana,  anak-anak  sekolah  dan  pasien  yang  mengalami  berbagai penyakit (Beck, 1995:2) Person,  Burns,  dan  Perlof  (Beck,  1995:3)  telah  menemukan  bahwa konseling kognitif-perilaku efektif diterapkan pada klien dengan level pendidikan, pendapatan, serta latar belakang yang berbeda. Hal ini merupakan hasil adaptasi dari kinerja klien mulai dari usia pra-sekolah sampai dengan usia lanjut.

Refrensi:

  1. http://wawasanbk.blogspot.com/2012/10/teknik-konseling-untuk-mengatasi-stress.html
  2. Beck, Judith. S. (1995). Cognitive Therapy : Basics and Beyond. New York: The Guilford Press. 
  3. Bush, J.W. (2003). Cognitive Behaviour Therapy: The Basics. [Online]. Tersedia www.cognitivetherapy.com/basic.html. [22 Oktober 2011]. Dobson, Keith. S. (2010). Hand Book of Cognitive-Behavioral Therapies. (Third Ed.). New York: The Guilford Press.
  4. Nurmalasari, Yuli.  (2011).  Efektivitas  Rekonstruksi  Kognitif  dalam Menangani Stres Akademik. Skripsi PPB FIP UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.
  5. O’Donohue,  William  &  Jane D.   Fisher.   (2009). General  Principle  and Empirically Supported Techniques of Cognitive Behavior Therapy. New Jersey : Jhon Wiley & Sons, Inc.
  6. Warman, Debbie Aaron T. Beck.(2003). Cognitive-Behavioral Therapy. [Online].Tersedia :www.nami.org/Template.cfmwww.nami.org/Template.cfm [15 Februari 2012].
  7. http://wawasanbk.blogspot.com/


0 comments:

Post a Comment

 
Copyright Wawasan BK All Rights Reserved
ProSense theme created by Dosh Dosh