Banyak hal yang dapat membuat orang menjadi stres. Tak terkecuali dalam hal akademik,
siswa mengaku bahwa stres akademik dapat diprediksi berasal dari proses belajar untuk menghadapi ujian serta
kompetisi yang ketat di kelas serta kemampuan untuk menguasai materi yang
banyak dalam waktu yang singkat (Abouserie, 1994; Kohn & Frazer, 1986 dalam
Misra & Castillo,2004). Tad (Sudiana, 2007) menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan stres akademik, diantaranya adalah :
Perkembangan kognitif remaja menurut Jean Piaget, merupakan
periode terakhir dan tertinggi
dalam tahap pertumbuhan operasional formal. Pada periode ini idealnya remaja sudah mampu
mencapai tahap pemikiran abstrak dan sudah mampu terbiasa berpikir kritis dan
mampu menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik. Budiutomo dan Bracht
menyatakan bahwa belum tercapainya perkembangan kognitif tersebut dapat
memunculkan pemikiran- pemikiran yang negatif seperti : kebiasaan menunda, kelemahan dalam pengambilan keputusan, kecenderungan lupa atau lemahnya daya ingat, kesulitan untuk berkonsentrasi,
kehilangan harapan, berfikir negatif, berputus asa, menyalahkan diri sendiri,
dan kebingungan.
Lokasi Sekolah. Lokasi sekolah yang menimbulkan stres pada
siswanya antara lain : jarak yang jauh dengan tempat tinggal, dekat dengan
pusat keramaian, sering terjebak kemacetan, dan rawan kejahatan. Kondisi
Sekolah. Kondisi ruangan yang kurang memadai, seperti ruangan yang terlalu sempit, penerangan yang kurang baik,
ruangan yang kotor, ventilasi yang kurang dan suasana yang gaduh dapat
menyebabkan stres pada siswa.
Fasilitas sekolah yang tidak lengkap, seperti tidak tersedianya lapangan
untuk bermain, dapat
menimbulkan stres pada siswa karena dengan bermain dapat melepaskan
ketegangan yang dialami selama dikelas. Kondisi kelengkapan sarana umum seperti WC, telepon umum, dan fotokopi dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan saat
berada di sekolah sehingga dapat memicu stres.
- Guru. Sifat pribadi guru yang dapat memicu stres pada siswanya antara lain kasar, suka marah, kurang senyum, suka membentak, sinis, atau sombong, acuh, dan tidak adil. Sifat pribadi guru yang demikian dapat menyebabkan ketidak nyamanan dan ketidakharmonisan antara guru dengan siswa.
- Suasana atau kondisi di sekolah selalu diwarnai olehkompetisi diantara siswa. Bagi yang mampu mengelola stres, ia akan selalu terpacu dan terdorong oleh keadaan demikian, namun bagi siswa yang kurang bisa mengatasi keadaan tersebut maka akan menjadi suatu tekanan. Hubungan antar siswa di kelas yang kurang hamonis dapat menimbulkan ketidaknyamanan misalnya seperti kekerasan, saling mengejek, suka mengganggu, pembuat onar, egois, sombong dan tidak adil.
- Kurikulum.Bahan pelajaran yang berstandar tinggi atau sulit, pemadatan materi, serta pelajaran tertentu seperti pelajaran eksakta, dapat menjadi sumber stres bagi siswa.
- Tugas-tugas Sekolah. Tugas-tugas yang terlalu banyak dan juga sulit, dapat memicu terjadinya stres dikalangan siswa, hal tersebut disebabkan tuntutan yang dihadapinya tidak didukung oleh sumber daya yang dimilikinya.
- Ulangan. Stres sering diartikan lebih sempit sebagai perasaan terancam yang disertai usaha-usaha yang bertujuan untuk mengurangi ancaman ancaman yang datang. Bagi kebanyakan siswa, ulangan menimbulkan ancaman kegagalan yang berusaha diatasi dengan belajar. Pada situasi ujian, sebagian besar dari mereka lupa atas apa yang telah mereka pelajari. Ketegangan dapat dijadikan salah satu alasannya karena siswa cemas akan kegagalan dalam ujian.
- Kegiatan Ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang padat dan banyak dapat menjadi sumber stres, hal ini dikarenakan siswa tidak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat untuk melepaskan ketegangan fisik dan psikologisnya.
Hasil penelitian Schafer (Rafidah et al., 2009) menyatakan
bahwa hal-hal yang menyebabkan siswa merasa stres adalah stressor yang bersumber dari masalah akademik seperti tekanan dalam belajar, waktu yang sangat singkat, membuat makalah, ujian, serta pengajar yang membosankan. Dari sekian banyak stresor tersebut, tes atau ujian merupakan penyebab utama dari
stres akademik yang mereka alami dan sebagian besar siswa terlihat lebih rentan
secara emosionaldalam menghadapi ujian.
Penelitian
Agolla & Ongori (2009) juga menyatakan bahwa faktor penyebab utama terjadinya
stres akademik dikalangan siswa adalah beban tugas akdemik, sumber daya yang tidak memadai, motivasi rendah, terus menerus berada dalam
situasi akademik, ruangan yang terlalu sesak, serta ketidakpastian mendapatkan
pekerjaan setelah lulus sekolah.
Refrensi :
Refrensi :
- http://wawasanbk.blogspot.com/2012/10/faktor-penyebab-stress-di-sekolah.html
- Agolla, Joseph E.&Henry Ongori. (2009). An Assessment of Academic Stress Among UndergraduateStudents: The Case of University of Botswana. Educational Research and Review. Vol. 4 (2) pp. 063-070.
- Misra, Ranjita dan Castillo, Linda. (2004). Academic Stress Among College Students : Comparison of American and International Students. International Journal of Stress Management, Vol.11(2), 132-148.
- Rafidah, K., Azizah, A., Norzaid, M. D., Chong, S. C., Salwani, M. I. & Noraini, I. (2009). The Impact of Perceived Stress and Stress Factors on Academic Performance of Pre-Diploma Science Students: A Malaysian Study. International Journal of Scientific Research in Education, Vol. 2(1), 13-26.
- Sudiana, Dian. (2007). Kondisi Stres Siswa Sekolah Menengah Kejuruan dan Faktor-faktor Penyebabnya. Skripsi PPB FIP UPI Bandung. TidakDiterbitkan.
- http://wawasanbk.blogspot.com/
7 comments:
Maaf mau tannya untuk buku stres akademik apa ya kak.
saya mentari, mahasiswa psikologi sedang penyelesaian skripsi. kebetulan variablenya stress pada siswa. apakah stress (biasa) dengan stress akademik sama atau berbeda ya? terimakasih. mohon dijawab. :)
STRESS MOTHER FUCKER,YESUS MY NIGGAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.....
Nice info
Wah asli sih baru tau, informatif bgt artikelnya. makasi banyak yah!
Post a Comment